Di dunia ini ada benar-salah, baik-buruk, kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kebatilan
Manusia bisa menangkap dan mengelola nilai nilai dasar tsb itu karena dikaruniai akal budi dan nurani.Tapi manusia juga memiliki hawa nafsu-unsur jiwa yang orientasinya lebih pada kesenangan dan kenikmatan jasmaniah-perasaan-bukan pada nilai nilai dasar diatas
Ciri dari manusia yang tidak suka menggunakan akal budi serta nurani (kalbu) adalah ia tidak mau memahaminya,tidak mau menerimanya atau secara filosofis berupaya mengaburkannya,Misal menganggap benar-salah,baik-buruk itu bukan persoalan akal budi tapi soal kesepakatan atau budaya yang disepakati.Jadi suatu saat bila sesuatu yang sebelumnya dianggap salah disepakati sebagai bukan hal yang salah lagi maka ia akan dianggap benar,begitu pula suatu yang sebelumnya dianggap benar atas kesepakatan budaya bisa tidak dianggap benar lagi
Lalu apa fungsi agama wahyu dalam persoalan ini ?
Fungsi agama wahyu adalah MEMATENKAN konsep dasar benar-salah,baik-buruk agar nilainya bersifat tetap-permanen dan artinya bersifat hakiki-tidak berubah oleh situasi zaman,oleh hiruk pikuk perkembangan budaya,pemikiran,ideologi,politik,wordview,dlsb yang bersifat manusiawi
Maka dalam agama wahyu yang benar itu tetap benar mau ada di zaman manapun, demikian pula yang salah,dan demikian pula dengan nilai baik dan buruk, kebenaran dan kebatilan
Maka kebenaran dan kebaikan (hakiki) tidak mengenal perubahan zaman dan tidak mengenal istilah kuno atau ketinggalan zaman
Maka beda dengan sains dan filsafat yang acuan,parameter dan pedomannya bahkan nilai nilai kebenarannya bisa berubah ubah mengikuti perkembangan atau temuan baru atau pemikiran baru atau worldview baru sehingga tidak bisa dijadikan pedoman hidup yg bersifat hakiki
Dalam agama wahyu nilai nilai dasar itu dipatenkan agar bisa menjadi pedoman hidup hakiki yang berlaku abadi-permanen di sepanjang zaman walau ia di wartakan oleh beberapa nabi-rasul dan kitab suci berbeda