Tugas Intelektual adalah Menyalakan Oboe di tengah kegelapan

0

Menjadi seorang intelektual bukanlah sekadar soal menguasai banyak teori atau menghafal pengetahuan yang sudah ada. Lebih dari itu, peran sejati intelektual adalah menghadirkan cahaya baru di tengah kegelapan, memberi arah pada masyarakat yang sedang kebingungan, dan menyingkap jalan ketika yang lain tersesat. Pengetahuan yang hanya diulang tanpa konteks atau ditiru tanpa keberanian untuk mengembangkan, pada akhirnya tidak lebih dari bayangan samar cahaya yang sudah redup. Intelektual dituntut untuk menjadi kreator, bukan sekadar penyalin.

Kegelapan yang dimaksud bukan hanya ketiadaan pengetahuan, melainkan juga kegelapan moral, kebingungan nilai, hingga kebuntuan dalam menghadapi perubahan zaman. Di sinilah seorang intelektual seharusnya tampil: tidak berhenti pada retorika, melainkan melahirkan gagasan yang mampu menggerakkan dan memberi arah baru. Obor yang mereka nyalakan bukan hanya berupa ide-ide besar, tetapi juga keberanian untuk berpihak pada kebenaran, meskipun hal itu tidak populer dan penuh risiko.


Namun, tugas ini tentu bukan perkara mudah. Menyalakan obor di tengah kegelapan berarti menanggung beban—kadang berupa kesepian, penolakan, bahkan ancaman. Orang yang membawa cahaya baru sering kali dianggap mengganggu kenyamanan mereka yang betah dalam gelap. Justru di situlah ujian seorang intelektual: apakah ia mampu tetap teguh pada integritasnya, atau memilih jalan aman dengan sekadar meniru terang yang sudah ada.


Ketika seorang intelektual benar-benar menjalankan perannya, dampaknya jauh melampaui dirinya sendiri. Ia bisa membangkitkan keberanian orang lain, menghidupkan harapan, serta menumbuhkan kesadaran baru di tengah masyarakat. Obor kecil yang dinyalakan dapat memicu cahaya lain bermunculan, hingga pada akhirnya kegelapan perlahan tersingkir. Sejarah menunjukkan, perubahan besar selalu diawali dari keberanian segelintir orang untuk berpikir berbeda dan menyalakan api pengetahuan.


Karena itu, menjadi intelektual bukanlah soal status atau gelar, melainkan keberanian untuk bertanggung jawab atas cahaya yang kita bawa. Dunia tidak membutuhkan lebih banyak peniru, melainkan pencipta gagasan yang berani menerangi jalan bagi yang lain. Menyalakan obor di tengah kegelapan adalah panggilan moral: agar pengetahuan tidak berhenti di kepala, tetapi menjelma menjadi cahaya yang mengubah arah kehidupan manusia menuju kemajuan dan kebijaksanaan.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top