RENUNGAN 5 SEPTEMBER 2018
Bertahun-tahun Mati Rasa, Tetapi ini yang Terjadi Saat Aku Menangis Kepada Tuhan!
Mazmur 126:5
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.”
Pekan terakhir ini saya terbang sejauh 700 mil
untuk mengucapkan selamat tinggal kepada seorang teman yang sangat saya
kasihi. Ini bisa dibilang salah satu hal paling sulit yang telah saya
lakukan, mengingat baru saja melewati minggu-minggu terakhir tak
tertahankan dimana saya sedang menunggu pemuktahiran kabar tentang
seorang perempuan muda cantik yang berjuang melawan kanker untuk keempat
kalinya. Saya tidak tahan bersedih sendiri sehingga saya terbang pulang
ke rumah.
Walaupun saya tahu dia menari, berlari dan makan,
dan bahwa dia utuh dan hidup, hati saya hancur. Kenangan indah datang
kembali dan tengiang-ngiang di pikiran seperti tamu kecil yang sedih.
Ketika saya menyaksikan matahari terbit dari
ketinggian ribuan kaki di udara, saya mendengarkan audiobook tentang
bagaimana menemukan keindahan di tengah-tengah hal-hal yang tidak indah
sama sekali. Saya membelinya ketika teman saya mulai berkutat dengan
kanker, tetapi sekarang ketika saya mendengarkan, saya mendengar hal-hal
yang sebelumnya tidak saya ketahui — khususnya konsep menaburkan air
mata dan menuai kegembiraan.
Saya pikir itu terlalu bagus untuk menjadi
kenyataan. Mungkin si penulis mengada-ada. Tapi tentu saja, suatu
pencarian cepat membuktikannya.
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.” Mazmur 126:5
Kamu tidak dapat menumbuhkan suatu tanaman tanpa
sebuah biji. Kamu tidak bisa mendapatkan sukacita tanpa air mata. Dan
saya tidak mengerti bagaimana Tuhan melakukannya, tetapi ketika kamu
menaburkan air mata, kamu mendapatkan sukacita.
Untuk waktu yang lama, saya telah menyingkirkan
perasaan saya. Saya menemukan cara agar bisa mati rasa terhadap sakit,
karena kepedihan meninggalkan rasa sakit yang terlalu banyak — dan saya
tidak memiliki sukacita. Namun Tuhan mengubah itu, dan sekarang saya
tidak punya pilihan selain merasakan hal-hal yang lebih sering saya
lepaskan. Bagi mereka yang memilih untuk tidak melarikan diri, Tuhan
menjanjikan hal-hal besar.
Saya menganggap hal ini seperti sebuah kendi. Jika
kamu mengisinya dan tidak pernah membiarkan apa pun keluar, kamu tidak
dapat memasukkan apa pun kembali. Apabila kamu hidup dengan luka dan
rasa sakit atas nama ‘saya kuat’, tidak ada apa pun yang akan dapat kamu
muat ke dalamnya.
Menaburkan air mata seperti mengosongkan kendi ini.
Sungguh menguras ketika kamu membiarkan diri merasakan hal tersebut.
Itu membuatmu menjadi lemah. Namun, ketika kamu berada di titik
terendah, itu artinya waktunya Tuhan untuk masuk. Mintalah Ia mengisi
dirimu dan Ia dengan penuh kasih akan memenuhimu. Tuhan adalah Tuhan
yang baik; ketika Dia memenuhimu, Ia hanya dapat memenuhimu dengan apa
yang Ia miliki (apa yang Tuhan miliki tercantum di dalam Galatia
5:22-23).
Jadi saya pun menunjukkan kepada-Nya kesedihan saya
dan juga kepada orang lain. Memang tidak masuk akal bagi saya, tetapi
menabur air mata sungguh bekerja. Hati saya terluka. Akan tetapi pada
saat yang sama, saya adalah orang yang paling bersukacita dari
sebelum-sebelumnya. Itu hal yang paling aneh di dunia. Saya berfluktuasi
antara kesedihan dan dipenuhi dengan harapan tanpa alasan fisik. Saya
tidak dapat menunjukkan satu hal pun dan berkata, "Itu membuat saya
bersukacita."
Saya tidak tahu mengapa teman saya meninggal ketika
dia masih sangat muda. Namun, saya tahu Tuhan saya baik, dan Ia
mengetahui segala sesuatunya. Ini cukup bagus untuk saya. Ia membuat
teman saya menjadi manusia utuh, dan Ia bersedia melakukan hal yang sama
untuk saya ketika saya menunjukkan kepada-Nya bagian terdalam dan
tergelap di dalam hati saya. Ada transaksi — memberikan rasa sakit untuk
mendapatkan sukacita. Dan sekarang yang saya miliki, saya bisa dengan
bangga menggemakan Mazmur 30:12:
“Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang
menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan
sukacita.”
Izinkan Tuhan Masuk ke Dalam Hatimu dan Ia akan Ganti Kesedihanmu dengan Sukacita!
Tuhan Yesus Memberkati