Terkadang ada perasaan rindu akan
pesona senja yang menyejukkan. Memberikan waktu kepada yang lelah untuk sejenak
merenung akan sepanjang hari yang telah dilalui. Sembari mengumpulkan
pengharapan akan esok hari. Menyusun bagaimana ujung hari akan diakhiri.
Hmmmm. Sepertinya aku mulai tak
mengenal bagaimana semburat orange yang hangat. Mulai lupa bagaimana langit
biru yang sedikit demi sedikit berubah keunguan. Dan aku sudah mulai jarang
menitipkan anganku akan esok kepada angin untuk aku gantungkan kepada Senja.
Berharap sang senja akan menyampaikannya kepada sang fajar. Memberkati motivasi
pada pengharapan tersebut.
Hallo senja, apakah kamu masih sama
seperti penggambaranku? Masih hangat dan menyejukkan. Tempat bagi mereka yang
sejenak ingin merenung. Ataupun masih penuh pesona untuk penikmat senja
sepertiku. Ataukah kamu sudah mulai berbeda? Cahayamu tak se-orange dan seungu
waktu dulu. Lebih memilih bersembunyi pada mega yang berarak.
Kepada mu, senja, yang mulai sering
terlewatkan, maukah kau menyapaku terlebih dahulu? Tak apa jika tidak secara
langsung. Kau dapat menitipkan pesan pada cuitan burung atau desauan angin sore
hari. Ingatkan aku untuk melihatmu. Karena aku benar-benar ingin melihatmu.
Meskipun barang sebentar dan dari sela-sela kaca.
Senja,mungkin ada banyak orang yang
masih melihatmu dan kau sapa sepanjang sore. Orang-orang beruntung dan bahagia
karena dapat menikmati akhir harinya. Mereka yang bisa bersyukur akan ujung
harinya. Jadi, bisakah aku juga merasakanya?
Pembaca yang baik meninggalkan
komentar dan membagikan postingan ini.. ;)