Saya Menyadari tidak semua impian dapat menjadi kenyataan

0

Saya pernah  memiliki banyak keinginan, banyak cita-cita.tetapi apa yang saya impikan tidak bisa mencapai sampai disana pada waktu itu yang sudah saya tentukan. Perasaan marah dan kecewa campur aduk  yang muncul dari dalam diri saya. sayapun bertanya kepada Tuhan, mengapa Tuhan mengizinkan saya gagal mencapai apa yang saya inginkan. Sebenarnaya Saya tahu  bahwa tidak seharusnya saya mempertanyakan hal ini pada Tuhan, tetapi saat itu kekecewaan begitu menguasai saya.
Hingga pada suatu malam sebelum tidur, saya membaca postingan teman di salah satu media sosial. Sepotong refrain dari lagu berjudul Trust His Heart, yang berbunyi:
God is too wise, to be mistaken

God is too good, to be unkind
So when you don’t understand, when you don’t see His plan
When you can’t trace His hand
Trust His Heart

Dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti:
Allah begitu bijak, tak mungkin salah

Allah begitu baik, tak mungkin jahat
Saat kau tak mengerti, (saat kau) tak paham rencana-Nya,
(saat kau) tak melihat tangan-Nya,
Percaya hati-Nya.


Syair itu membuat saya merenungkan apa yang saya alami. Benar bahwa banyak impian saya yang tidak menjadi kenyataan, namun saya telah melupakan sejumlah fakta yang penting. saya lupa bahwa ada satu Pribadi yang selalu bekerja di balik layar. saya lupa bahwa setelah saya diselamatkan, hidup yang kujalani sekarang ini bukanlah milikku sepenuhnya. Bukan saya yang memegang kendali penuh atas hidup saya. Saya  lupa bahwa meskipun saya memiliki pensil dan kertas, Allah memiliki alat tulis yang lengkap!
Allah tidak hanya berbicara melalui lagu itu, tetapi juga melalui Firman-Nya. Dia menolongku untuk memahami dengan jelas bahwa Dialah sesungguhnya yang memegang kendali penuh atas hidupku. Dia berfirman dalam Yeremia 29:11, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Saya  sadar bahwa saya telah bersikap seperti seorang anak kecil yang menuntut semua keinginannya harus terpenuhi dan doanya dijawab segera pada saat begitu memintanya. Saya tidak sedang hidup sebagai seorang hamba yang mengenal dan percaya kepada Tuannya, Allah yang memegang kendali penuh atas hidup saya.

Sobat, tidak salah jika kita punya banyak impian dan keinginan. Tetapi janganlah kita pernah lupa bahwa kita memiliki Allah yang berdaulat, yang memegang kendali atas segala sesuatu. Kita boleh saja memegang pensil dan menulis semua impian dan keinginan kita, tetapi ingatlah bahwa Allah memegang penghapusnya. Yang seallu menghapus keinginan-keinginan kita yang tidak benar, dan menuliskan rencana-Nya yang lebih baik dalam hidup kita. Dan bagaimana Dia bekerja di balik layar hidup kita masing-masing.
Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top