VIKTOR YEIMO
Penjajah di berbagai belahan dunia telah menggunakan makanan sbg senjata utk membunuh, melemahkan, dan menundukkan bangsa yg mereka jajah. Di Kanada, 1940-an - 1950-an, penjajah memaksa anak2sekolah di asrama makan makanan yg penuh zat kimia. Mereka bilang itu “makanan sehat,” tapi itu membuat anak2 gizi buruk, lemah, sakit, dan banyak mati.
Selama perang Iran-Irak, ada laporan pasokan susu bubuk yg diberikan kepada anak2 di sekolah2 di Irak telah terkontaminasi dg zat beracun. Akibatnya, ribuan anak mengalami keracunan massal, banyak yg meninggal atau mengalami gangguan kesehatan permanen.
Di Afrika Selatan (1980-an, dibawah rezim apartheid, anak2 sekolah kulit hitam diberi makanan yg telah dicampur dgn zat kontrasepsi dan bahan kimia lain yg melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka. Ini dilakukan utk mengurangi pertumbuhan populasi kulit hitam dan menjaga dominasi kolonial kulit putih.
Di Afghanistan, anak-anak dan pejuang diberikan makanan gratis yg ternyata sudah diracuni oleh Uni Soviet. Setelah mereka makan, tubuh mereka melemah dan banyak yg mati perlahan-lahan.
Sejarah2 diatas mengajarkan bahwa penjajah tidak pernah memberi makan tanpa tujuan. Anak2 sekolah juga menjadi target karena mereka adalah masa depan dari bangsa yg ingin ditundukkan penjajah.
Sepanjang sejarah, penjajah selalu datang dg dua wajah, satu tangan menindas, tangan lainnya menawarkan "kebaikan." Mereka membunuh, merampas, dan menindas, tetapi di saat yg sama, mereka membangun jalan, sekolah, rumah sakit, dan membagikan makanan. Ini bukan karena mereka peduli, tetapi karena mereka ingin memastikan bahwa kita tetap tunduk dan bergantung kepada mereka.
Soekarno pernah bilang "Jangan sekali-kali percaya pada manisnya kata-kata penjajah. Mereka hanya ingin kita lupa bahwa kita masih dijajah". Penjajah memberimu makan gratis tapi tidak pernah memberi pendidiikan gratis apalagi menawarkan pendidikan yg membebaskan. Ini adalah siasat licik yg telah digunakan penjajah sepanjang sejarah utk menguasai tubuh, pikiran, dan tanah air kita.
Artinya, ini sama persis dengan penjara. Disana kita makan gratis, tidur bangun dijaga dalam kurungan gratis, tapi tanpa memiliki kebebasan atau tetap dalam kurungan penjajah.