Catatan: PENGANTARA Week, 20 April 1963
AVRILL HARIMANN: SUATU KEMERDEKAAN YANG TAK DAPAT DISERAHKAN
Di WASHINGTON Dc AS, menjelang transfer kekuasaan atas “Wilayah Geografi Nieuw Guinea Barat” dari UNTEA ke Pemerintahan Republik Indonesia, pembantu menteri luar negeri Amerika Serikat untuk masalah-masalah Timur-jauh, Mr.AVRILL HARIMANN mengatakan,” bahwa ia melihat Indonesia tidak akan menyerahkan kemerdekaan yang direbutnya dari kekuasaan asing yang satu, kepada kekuasaan asing yang lain”.
Harimann memberikan keterangan itu atas pertanyaan para wartawan Amerika Serikat, apakah Amerika Sesikat tidak akan merobah kebijakan politik luar negerinya terhadap Indonesia, karena Indonesia lebih dekat kepada Cina dan Uni Soviet.dalam masalah Nieuw Guinea Barat?
Menjawab pertanyaan wartawan: Harimann mengatakan: “bahwa Presiden Sukarno, oleh siapa Indonesia dibimbing, sejak permulaan hingga sekarang adalah seorang nasionalis”.
Harimann menyatakan keyakinannya “bahwa hubungan Indonesia dan Amerika Serikat kian hari akan kian bertambah baik dimasa yang akan datang”.
Komentar Admin:Kenyataannya demikian... Tidak bisa dipungkiri, bahwa Amerika Serikat dan sekutu dekatnya Australia, Negara yang merancang kemerdekaan Indonesia dari Belanda melalui Perjanjian Renville, yang berlanjut hingga ke Dewan Keamanan PBB, dan pada akhirnya menghasilkan “jasa baik” Negara Kerajaan Belanda, memberikan pengakuan kedaulatan Indonesia melalui KMB di Den Haag Belanda, yang implementasi Pengakuan Kemerdekaan Indonesia dilakukan pada tanggal, 27 Desember 1949, di Belanda dan Jakarta.
Jadi Amerika Serikat sangat penting bagi Indonesia dalam mempertahankan eksistensi bangsa dan negara republik Indonesia, demikian sebaliknya, Indonesia sangat berguna bagi Amerika Serikat dalam strategi geo-politik, kepentingan sumber daya ekonomi, dan pertahanan keamanan di Indo-Pasifik.
[Posted-by: Kristian Griapon/23/1/2023]
Perjanjian Renville ditengahi AS dan Australia