UNTUK KITA YANG SEDANG MERANTAU TERUSLAH BERPROSES

0

Untuk kita yang Sedang Merantau, Teruslah Berproses untuk Hasil yang Matang
Jika mengingat kembali apa yang terjadi di belakang, saat pertama kali kita beranjak meninggalkan rumah,bapa,mama,adik,kaka dan sanak saudara ada satu rasa yang melapisi hati Sesak dan berat untuk meninggalkan mereka.

Nafas kita sudah tak teratur, disaat kita mulai menyimpan barang-barang kita. Di dalam pikiran terus saja berlari kalimat saya akan segera meninggalkan rumah ,bapa,mama,kaka,adik serta semua keluarga dan semua kenangan.
Terkadang kita hendak menangis, melihat bapa dan mama yang walau dengan berat hati menyimpang barang kita, tetap tak tersembunyi wajah yang tdk relanya. Menyuruhmu makan yang banyak dan segera tidur agar besok tidak terlambat ke bandara, tetapi tetap tak bisa menyembunyikan wajah pilunya. Memang bapa dn mama sama sekali tdk menampakkan kesedihannya.
Tetapi diamnya sudah sangat menunjukkan. Kembali, rasa sesak dalam hati kita rasakan kesedihan mereka ketika kita memegang tas, sambil jalan sesekali berbalik memandangi wajah bapa dan mama yang semakin jauh semakin tdk kentara lagi. kita rasa tepat, saat air mata jatuh membasahi pipi mereka bukan saat di depan kita. Mungkin bisa cukup membuktikan bahwa kita bisa hidup mandiri, tambah bapa dan mama di perantauan.

Kita pun tiba di suatu tempat baru dengan segala sesuatu yang nyatanya berbeda dengan tempat kita yang dulu. Tak dapat disangkal, bahwa apapun yang akan kita lalukan dan lalui semuanya berhubungan dengan cara hidup di rumah. Kemandirian kita mulai dipupuk, kita harus bisa menyeimbangkan waktu belajar kita dengan urusan-urusan lain seperti mencuci pakaian, membersihkan kamar kos, berbelanja kebutuhan harian dan lain sebagainya. Semua itu sadar atau tidaknya kita lakukan sendiri tanpa ada yang menyuruh kita seperti kita tinggal bersama bapa dengan mama di kampung halaman semuanya di perintah lalu kita lakukan.

Kita bertemu orang-orang baru, yang mampu membuat kita tertawa lepas bahkan membuat kita menangis sejadi-jadinya. Kita bertemu hal-hal baru yang dulu tak kita jumpai dan kita juga mengetahui banyak hal yang dulu tdk kita ketahui. Kita menikmati semua prosesnya. Namun ada saatnya, kita diam tdk melakukan apapun dan bayang kita lari pada nyamannya rumah. Telfon kita  berdering, disana tterpapar nomor bapa dan mama yang tak pernah bosan menanyakan kabar kita setiap hari walaupun sibuk bagimanapun. Cerita mengalir, apa yang kita alami yang membuat kita kesal dan bahagia kita ceritakan. Menanyakan kabar mereka yang jauh disana juga jadi sesuatu yang wajib diperbincangkan.

Kita terkadang iri, melihat kebersamaan teman-teman bersama keluarganya yang dengan sangat mudah ditemui. Namun kita yang orang tuanya jahu hanya bisa bermimpi untuk temui orang tua kita.

Hari demi hari kita jalani, merantau membuat kita lebih kuat dari sebelumnya. Kita yang dulu mentah kini matang oleh waktu. Merantau membuat kita menghargai kebersamaan, merantau memaksa kita berpikir cepat, merantau mendorong kita berlaku sederhana. Merantau mengajari kita banyak hal. Hingga pada akhirnya, masa akhir rantau kita tiba, kita hanya bisa mengenang dan berterima kasih.
kepada kedua sang pahlawan yaitu bapa dan mama yang tdk pernah lelah memberi nafkah kehidupan kepada kita selama di daerah perantauan.
Terimakasih bapa dan mama
yang tdk pernah mengenal rasa bosan demi saya


Akhir kata Teruslah berproses bagi kita yang masih proses di daerah merantau semoga dengan proese yang lama kita bisa petik buah yang matang.

@Mepa Black Uwia

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top