You’re My Sweetest Man

0

You’re My Sweetest Man

Entah bagaimana awalnya, aku dapat merasakan kenyamanan pada seseorang yang bahkan aku belum
mengenalnya. Dia adalah sosok lelaki yang humoris, selalu mempunyai topik obrolan yang menyenangkan.
Tanpa sadar aku tertawa sendiri saat membaca chat darinya, aku lupa bahwa sekarang aku sedang
berjalan di persimpangan tiga hendak menuju rumah. Aku tertunduk malu saat aku sadar ada seorang
lelaki di depan sana menatapku dengan tatapan menyelidik. Sejenak kita beradu pandang, lalu aku
memalingkan wajahku ke arah berlawanan.

Tring, notif bbmku berbunyi dengan cepat aku meraih ponselku dan menatap pesan yang muncul di layar
telepon.

“Kau terlihat bahagia sekali ya tadi, aku ingin menjadi alasanmu untuk tersenyum. Oh iya, aku ingin
mengatakan tadi kamu cantik saat terseyum”. Ujarnya dalam pesan tadi.

Jantungku berdegup kencang, ternyata dia adalah lelaki tadi? oh kau tahu aku sangat bahagia saat aku
tahu dia adalah lelaki itu. Karena memang sejak awal aku sudah menaruh hati padanya.

Setelah beberapa bulan dekat dengannya, lalu dia mengatakan cinta padaku. Tidak mungkin bukan jika
aku harus menolaknya? karena moment ini yang aku tunggu. Hari hari yang kulalui bersamanya semua
terasa indah, berwarna dan menyenangkan.

Kehadiranmu mengubah pola berpikirku, menjadikanku lebih dewasa dalam menyikapi permasalahan. Pagi
ini, aku sedang berada di halaman depan rumah, bersantai sembari membaca novel kesukaanku dan
menikmati angin pagi yang menyejukkan. Kulirik mesin waktu yang melingkar di pergelangan tanganku.

“Oh baru jam 07.00 ya!”. Ucapku, lalu aku melirik kembali jamku.
“Apa? oh tidak aku lupa hari ini aku akan lari pagi dengannya”. Ucapku sambil berlari mencari
sepatuku.

Dengan cepat aku membereskan semuanya, bagaimana mungkin aku bisa melupakan hal ini?

“Oh tidak, aku sudah telat 30 menit. Aku tidak ingin membuatnya menunggu lama”. Aku bergumam sendiri
sambil berlari.

Aku membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai di tempat yang dijanjikan. Napasku tidak teratur, aku
masih mencarinya di kerumunan orang orang. Tiba tiba, ada seseorang yang menarik tanganku. Dengan
cepat aku melepaskan pegangan itu. Justin ya dia adalah Justin, dia hanya tersenyum menyeringai saat
melihat ekspresi terkejutku.

“Cape?”. Tanyanya dengan senyum mengembang.
“Sedikit, hehe”. Jawabku dengan gugup. Kau tahu? aku masih sangat gugup berada di dekatnya.
“Kalau begitu, naiklah ke punggungku”. Ucapnya sambil membungkukkan badannya.
“Oh, tidak perlu aku masih kuat untuk berjalan”. Ucapku sambil menatapnya.
“Naik atau kau kupaksa?”. Ucapnya sambil menatapku tajam.

Tidak ada pilihan lain, aku hanya mengangguk menyetujui ucapannya. Lari pagi kali ini berbeda dari
sebelumnya. Sebenarnya, ini bukan lari pagi. Karena sedari tadi aku digendongnya, sweet moment sekali
bukan?

“Kau haus Elen?”. Tanyanya dengan lembut.
“Aku umm…”. Belum sempat aku melanjutkan perkataanku, dia telah memotongnya.
“Tidak perlu kau jawab Elen. Aku tahu kau haus, kalau begitu kau tunggu di sini ya aku akan
membelikanmu minum”.

Tanpa menunggu jawaban dariku, dia telah melangkahkan kaki meninggalkanku. 10 menit, hingga 20 menit
aku menunggunya, namun dia tak kunjung datang. Apa dia mengerjaiku? tapi sepertinya itu tidak
mungkin. Aku pun kembali diam seperti semula, duduk dan memainkan ponselku.

“Menungguku Nona?”. Tanyanya dengan nada menggodaku.

Pipiku merah merona mendengar ucapannya, lalu dia memberikan sebuah coklat beserta suratnya. Dia
mendekatkan wajahnya ke telingaku lalu berkata “Suratnya jangan kau buka sekarang ya. Kau boleh
membukanya saat telah sampai rumah. Aku menyayangimu gendutku.”
Setelah selesai mengucapkan itu, dia menjauhkan wajahnya dariku.

“Kau merona sekali ya Elen. Hahaha” Dia tertawa terbahak bahak sembari memegang hidungku.
“APAAAAA? berani sekali kau Utin memegang hidungku”. Ucapku sedikit berteriak,
Hari hari yang kulalui dengannya penuh kegembiraan, semangat dan sebagainya. Oh dear, i’m glad to
have you. You change my life to be a more kind. Tapi kebahagiaan itu seketika lenyap saat mantannya
menemuiku lalu berkata



Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top