Curhatan Saya
Sebagai Anak Teknik Informatika
Saat pertama kali saya masuk kuliah semester 1 jurusan TI (Teknik Informatika) hal yang saya pikirkan adalah waow
luar biasa jurusan komputer, yang terlintas dikepala saya hanyalah tentang
komputer saja yang di pelajari, tanpa berpikir penunjang-penunjang tentang
komputer pada umumnya.
Tapi judulnya teknik informatika saya terjebak, saya yang sangat menghindari namanya mata kuliah yang hitung menghitung atau matematika akhirnya terjebak,maka mau tidak mau harus dijejali dengan logika-logika infomatika, aljabar linier, kalkulus, statistik, fisika dasar, matematika diskrit, manajemen sains, fuzzy, dan lainnya ternyata ini gudangnya matematika, yang saya pilih justru saya salah menghindar dari jurusan yang seharusnya saya pilih malah justru masuk kedalamnya Bukan hanya itu yang saya dikejutkan dengan yang namanya bahasa-bahasa pemrograman yang luar biasa banyaknya, serta coding yang rumit yang membutuhkan nalar logika yang sangat kuat untuk menghasilkan sebuah aplikasi atau sistem, ditambah rasa frustasi saat mengerjakannya jika sudah mengetik panjang lebar saat dicoba running ternyata error, belum juga ditambah dosen yang menyampaikan materinyapun saya tidak paham.
Tapi judulnya teknik informatika saya terjebak, saya yang sangat menghindari namanya mata kuliah yang hitung menghitung atau matematika akhirnya terjebak,maka mau tidak mau harus dijejali dengan logika-logika infomatika, aljabar linier, kalkulus, statistik, fisika dasar, matematika diskrit, manajemen sains, fuzzy, dan lainnya ternyata ini gudangnya matematika, yang saya pilih justru saya salah menghindar dari jurusan yang seharusnya saya pilih malah justru masuk kedalamnya Bukan hanya itu yang saya dikejutkan dengan yang namanya bahasa-bahasa pemrograman yang luar biasa banyaknya, serta coding yang rumit yang membutuhkan nalar logika yang sangat kuat untuk menghasilkan sebuah aplikasi atau sistem, ditambah rasa frustasi saat mengerjakannya jika sudah mengetik panjang lebar saat dicoba running ternyata error, belum juga ditambah dosen yang menyampaikan materinyapun saya tidak paham.
Saat itu saya tersadar saya harus
belajar sendiri, dan mencari tau sendiri, dengan memanfaatkan google saya
mencari-cari refrensi coding yang ada, dilihat lalu lakukan modifikasi, walaupun susah
dalam mencarinya namun akhirnya bisa ditemukan walaupun bahasa pemrogramannya
susah di mengerti, tapi dengan semnagat saya terus mencoba walaupun banyak sekali
tandagan tugas coding bahasa pemrograman yang berbeda beda yang membuat saya putus asa sampai sampai membuat saya menyerah dengan
jurusan ini tetapi karena dengan semnagt dan motivasi para senior sesama jurusan teknik informatika saya masih bertahan sampai saat ini walaupun waktunya begitu lama untuk menuju pucak target.
Tahun demi tahun semester demi
semester Sampai saat ini saya masih bertahan di jurusan ini, saya bertahan
dijurusan ini bukan karena saya begitu menyukainya, tapi saya tak ingin
mengecewakan diri saya sendiri dengan kesalahan saya sendiri dari awal masuk
perkuliahan, walau dalam faktanya saat ini satu bahasa pemrograman pun belum
saya kuasai secara mahir, masih di tingkat ecek – ecek, tapi dengan semnagat atas dorongan orang tua saya masih terus berusaha semampu dan sebisa saya, karena saya tidak ingin asal
lulus menjadi sarjana komputer, tapi minimal saya berusaha harus bisa mahir 1
bahasa pemrograman secara matan.
Maka jangan salah menilai anak TI
yang lama menyelesaikan study bukan karena malas tapi karena penyesuaian
tentang bahasa pemrograman java dari 0 maka ikuti perkembangan tahap demi tahap
apalagi seperti saya yang bukan anak kejuruan TKJ yang masuk di jurusan teknik informatika,ini sangat membutuhkan waktu yang lama untuk penyesuaian dengan yang namanya coding dan jenis jenis bahasa pemrograman lainnya.
Semoga kisah ini ada inspirasinya..bagi
sesama anak TI maupun yang lain
A M A K A N I E
A M A K A N I E