PELAYAN RESTORAN YANG MENYESAL

0

 
ilustrasi pelayan restoran /harapan bermakna

Ada seorang wanita muda baru saja bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran kelas atas yang terkenal. Pelanggan restoran ini selalu dikunjungi banyak orang kaya dan seringkali bermurah hati dengan tip yang cukup besar, yaitu beberapa puluh ribu rupiah dan hal ini tidak biasa baginya, sehingga ia sangat gembira. 

Pelayan ini merasa bangga dengan pekerjaannya di restoran itu, ia senang berteman dengan orang kaya. Dia berpikir bahwa ada peluang untuk memperbaiki hidupnya.

Suatu hari sepasang suami-istri tua yang terlihat lusuh dengan pakaian agak kumal berjalan masuk ke restoran. Pelayan restoran ini memandang rendah pada mereka karena penampilannya yang kusam, mungkin tidak punya banyak uang. 

Mereka tidak tampak memiliki cukup uang untuk makan, apalagi tip untuknya. Seperti yang dipikirkannya, setelah memilih tempat duduk terbaik, pria tua itu berkata, “Mbak, saya pesan segelas air.”

Pelayan itu menjawab tanpa senyum sedikit pun: “Kami tidak punya air. Kami hanya menyajikan cofee dan wine kelas atas. Harga makanan disini cukup mahal, jika tidak punya cukup uang, mungkin ini bukan tempat yang cocok untuk kalian, jadi silakan pergi..”

Mereka pergi dan berkata saat keluar: “Jangan memandang rendah pada orang lain, Anda pasti akan menyesalinya suatu hari nanti.”

Keesokan paginya manajer restoran mengumpulkan para stafnya dan mengatakan kepada mereka bahwa Direktur baru akan datang hari ini, memastikan mereka bekerja dengan baik.

Setelah mendengar berita itu, pelayan baru itu memeriksa penampilannya sambil berpikir dalam hati: “Jika aku membuat kesan yang baik, aku yakin akan mendapat promosi!”

Sebuah mobil mewah berhenti di luar. Seorang pria tua memimpin rombongan masuk ke restoran. Semua orang membungkuk dan tersenyum pada kelompok itu dan serempak berseru: “Selamat datang direktur baru!” 

Pria tua itu mengangguk sebagai tanda terima kasih. Manajer restoran kemudian mempersilahkan kepada bapak direktur untuk menyampaikan kata sambutan. Semua orang bertepuk tangan meriah, akan tetapi ketika pelayan baru itu melihat wajahnya, dia berhenti bertepuk tangan.

“Bagaimana mungkin dia?” Bukankah itu adalah pria tua lusuh pada hari kemarin?..

Akhir cerita, pelayan itu dipecat pada hari itu juga dan air mata yang dia curahkan dalam rasa kesedihan terhadap yang telah dilakukannya tidak bisa menyelamatkannya. 

Pesan cerita:

Jangan menilai orang dari penampilan saja, kadang penampilan bisa menipu. Seperti kata pepatah : “Jangan menilai buku dari sampulnya.”(ukc)



Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top