KAMI TUAN RUMAH, ANDA TAMU

0


Pertama tama kami tegaskan bahwa kami tuan rumah di negeri kami di Papua -  di bumi Papua ini dan Anda adalah tamunya. Tamu kami di papua. 

Kami kini kecewa karena penerimaan kami yang ramah kepada para tamu disalah-gunakan oleh Anda dan kaki tangan Anda di sini -  untuk mengubah perilaku dan cara kami berkebudayaan dan berperadaban .

Jelas kami punya cara berpakaian sendiri. Kami punya warisan budaya dan tradisi dari leluhur nenek moyang kami sendiri -  yang berwarna warni,kribo,dan kelabur. Dan kami terus mengembangkannya sesuai zaman. Secara kreatif.

Anda telah mengatur cara kami berpenampilan dan berpakaian. Dengan membawa ketakutan dan perintah untuk mengubah penampakan warga negeri kami dengan kemauanmu

Tuhan yang Anda sembah adalah tuhan yang kami muliakan juga. Tuhan yang tidak menyeragamkan. Tuhan yang menciptakan manusia yang bermacam ragam. Bersuku suku dan berbangsa-bangsa. Bahkan juga ada aneka keyakinan dan agama. 

Pakaian Anda seperti itu karena tinggal di lingkungan seperti itu: gurun pasir dan sahara.  Dan pakaian kami seperti ini karena kami tinggal di lingkungan seperti ini. Wilayah tropis di Khatulistiwa.

Kami bukan bangsa yang gelap mata hanya karena lihat rambut indah wanita, dengan  bahunya yang terbuka dan sedikit belahan dada. Juga kaki jenjang dan betis yang indah.

Lagpula buat apa belajar agama kalau tidak bisa menahan diri - menahan nafsu melihat dandanan wanita? 

Sebenarnya fungsi agama buat apa? Kalau sekadar menahan nafsu hewaniah saja tidak bisa? 

Sudah naluri mereka -  para gadis dan wanita - untuk memamerkan kecantikannya - dan naluri kami kaum laki laki untuk melihatnya. Sama sama saling menarik perhatian dengan cara kami masing masing. Dengan cara elegant, anggun dan artistik. Sangat manusiawi. Berperadaban dan berkebudayaan. 

Kami adalah manusia seutuhnya . Bukan keturunan nabi dan bukan anak anak dewa. 

Jangan Anda memborong kesopanan dan kebaikan sesuai versi Anda. Bangsa kami juga punya tata krama. Kesantunan. Dan yang utama adalah kami punya akal budi,  punya daya -  budidaya atau budaya. 

Tuhan menurunkan kami di bumi ini untuk menjadi papua bangga dengan identitas papua -  bukan untuk menjadi bagian dari negeri jajahan Anda dan negeri jajahan budaya Anda. 

SAAT INI sebagian dari masyarakat generasi muda kami sudah rusak oleh Anda. Kami kehilangan semuanya demi kepentingan anda diatas tanah kami papua.

Kami dipisahkan dan disekat oleh perbedaan agama dari saudara-saudara kami sesama anak negeri papua  di atas tanahnya sendiri oleh anda.

Meski sama sama hitam kulit keriting rambut kami seperti tak menyatu dengan saudara kami sesama nasrani di atas negeri ini. Bahkan kami meminggirkan keyakinan asli dari tanah kelahiran kami sendiri.

Kami dibuat begitu dekat dengan Anda meski berbeda dalam banyak hal dengan Anda.

Hanya dengan berpakaian dan berpenmpilan seperti warga negara Anda lantas orang orang kami sendiri menyebut Anda  "bukan warga sembarangan".

Pada zaman penjajahan Belanda kami mengenal "Londo Ireng"  atau "Belanda Hitam" yang bukan kulit pitih,  menjadi antek penjajah, begundal dan menista sesama pribumi. 

Ya - Anda sudah jadi penjajah baru di negeri kami. Setidaknya penjajah budaya dan penjajah disemua sisi. Anda bukan tamu lagi. 

Anda penjajah yang sudah menguasi dan 

mencengkeram alam pikiran warga kami dan tuan rumah dan menciptakan generasi  yang setiap saat bisa mendatangi, mengintimidasi dan mempersekusi warga kami. 

Bahkan ada kini terang terangan mengancam memenggal leher saudara sesama kulit hitam di negeri ini demi kepentinganmu.


Mepa Black Uwia

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top