Ngomong-ngomong soal bahagia, apakah kebahagiaan manusia itu sebenarnya sekadar bonus dari kesetiaannya selama ini untuk bertahan hidup? Ada banyak manusia di muka bumi ini yang terus hidup meski tak bahagia. Atau, kebahagiaan itu sebenarnya adalah sesuatu yang kecil, yang langka, dan sebaliknya, yang besar dan selalu dirasakan orang-orang adalah penderitaan? Rahayu tak lagi berangan-angan atas kehidupan yang bahagia. Takdir membawanya sampai pada kesimpulan.
bahwa ketidakberdayaan dan penerimaan adalah hal yang
serupa. Dalam penderitaan, sebenarnya seseorang masih bisa bahagia, dan dalam
kebahagiaan yang meluap-luap, orang dapat menangis karena di saat bersamaan
merana.
Mungkin kelak, ada masa di mana kebahagiaan yang kecil
itu bersifat awet karena telah melalui serangkaian uji coba yang rumit sehingga
mampu bertahan di segala situasi. Apakah sufi, biksu, atau para biarawati telah
sampai di masa itu?