Perjalanan,
rute, yang kita lalui akan menuju satu titik. Bukan jalan di tempat. Masa akhir
akan menghampiri. Itulah karakteristik dunia ini. Datang dan pergi.
Muncul dan tenggelam. Pasang-surut. Terus bergerak dan berputar, tanpa
henti. Kadang di atas, kadang di bawah. Itulah pergiliran dan perguliran waktu.
Sesungguhnya
pergeseran waktu, perputaran malam dan siang, tidak saja peristiwa alam
yang bersifat natural tetapi merupakan tanda-tanda kekuasaan Tuhan yang
terjadi.
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal menurut kehendak Tuhan.
Demikian
pula kehidupan kita. Tak seorang pun di antara kita mengetahui sampai kapan kesempatan
hidup di dunia diberikan oleh Tuhan secara cuma-cuma ini. Dan tiada satu
pun jiwa yang mengetahui apa yang akan dilakukan di esok hari. Dan di belahan
bumi mana kelak dia akan mengakhiri kehidupannya.
Sesungguhnya hanya pada sisi-Nya Tuhan sajalah
pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui
(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorangpun yang
dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Tuhan yang Maha
mengetahui dan Maha Mengenal yang tau.
Manusia itu
tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang
akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan berusaha memilih faktor-faktor
yang terbaik yang mendukung keberhasilan.Adalah suatu karunia yang sangat
besar, bahwa Tuhan menjadikan ajal kita ini, sebagai suatu yang rahasia.
Dengan demikian, setiap manusia mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Tuhan setiap saat pagi, siang, dan malam. Sehingga, dalam situasi ketidakpastian, kita bisa beramal lebih baik.
Menjalani hidup ini lurus. Tidak berhenti menanam dan mengukir amal.Tanpa menghiraukan persepsi pihak lain, baik pro maupun kontra. Jadi, setiap saat di antara kita, tidak ada yang meyakini kapan hidup akan berakhir.
Dengan demikian, setiap manusia mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Tuhan setiap saat pagi, siang, dan malam. Sehingga, dalam situasi ketidakpastian, kita bisa beramal lebih baik.
Menjalani hidup ini lurus. Tidak berhenti menanam dan mengukir amal.Tanpa menghiraukan persepsi pihak lain, baik pro maupun kontra. Jadi, setiap saat di antara kita, tidak ada yang meyakini kapan hidup akan berakhir.
Jadi, ukuran
kebaikan seseorang di sini, bukanlah awal kehidupannya, atau pertengahannya,
tetapi akhir kehidupannya.Jadi setiap individu dan bangsa memiliki masa ajal.
Kita hanya dibingkai oleh masa lalu, kini dan esok hari.